Manfaat Bermain Sambil Belajar


        Hari ini saya pergi ke salah satu mall untuk membeli beberapa mainan anak- anak. Di salah satu sudut ruangan terdapat tulisan ” Bermain merupakan pembelajaran - sepanjang hayat. Playing is learning - for life”. Tulisan di sudut ruangan itu membuat saya terinspirasi untuk menulis tentang Metode Bermain Sambil Belajar (Play-based Learning Curriculum). Mungkin, ada yang ingin tahu tentang Metode Bermain sambil Belajar. Apakah Play-based Learning itu? Kenapa Play- based Learning itu penting bagi anak? Apakah manfaat Play-based Learning bagi anak?

       Sebelum saya mulai menulis tentang Play-based Learning, Mari bersama- sama kita mengingat kenangan dan pengalaman kita waktu kecil dulu. Masih ingatkah anda ketika waktu kecil dulu suka bermain petak umpet dan bersembunyi di bawah meja? Apakah anda pernah berpura- pura menjadi seorang dokter, pemadam kebakaran atau polisi? Pernahkah anda menggunakan kardus bekas dan berpura-pura menjadikan kardus itu sebagai rumah-rumahan atau mobil-mobilan?  Ingatkan anda ketika anda menghabiskan berjam- jam bermain dengan boneka atau mobil kesayangan anda? Semua itu adalah bagian dari bermain. Ketika anak bermain, mereka tidak menyadari bahwa secara tidak langsung mereka belajar tentang hal-hal yang baru. Dengan bermain anak-anak belajar untuk menyelidiki atau menjelajahi, mengadakan percobaan dan bahkan mereka tidak pernah bosan untuk belajar dari kesalahan mereka  untuk dapat memuaskan rasa keingintahuan mereka tentang sesuatu. Bermain sangat penting bagi pertumbuhan anak karena dengan bermain mereka dapat belajar banyak tentang hal-hal yang ada disekitar mereka. Anak belajar melalui interaksi dengan diri dan lingkungannya. Dengan bermain anak-anak dapat mengembangkan kreafitas mereka dan tanpa rasa malu mereka dapat mengexpresikan atau menampilkan kreatifitas mereka tersebut.

       Metode Play-based Learning sudah lama digunakan di negara maju seperti Inggris danAustralia. Ketika saya mengambil Pre-school Practise course di Inggris sepuluh tahun yang lalu, metode Play-based Learning ini sudah digunakan disana. Metode Play-based Learning ini tepatnya diperkenalkan  di Inggris pada tahun 2000 dimana programnya dinamakan  ‘The Curriculum Guidance for the Foundation Stage.’  Dalam salah satu  paragraf  yang tercantum dalam dokumen  The Curriculum Guidance for the Foundation Stage ( QCA 2000) menyatakan : ‘ Well-planned play is a key in which children learn with enjoyment and challenge during the Foundation Stage’. Pernyataan inilah yang mendasari Play-based Learning di Inggris. Pada dasarnya pernyataan Ini menyampaikan bahwa bermain yang di lakukan secara terarah dan terencana adalah kunci dimana anak- anak mendapatkan tantangan untuk belajar karena dilakukan melalui proses yang menyenangkan.

     Menurut The Early Years Learning Framework (Play-based Learning Curriculum di Australia), ‘ Play- based learning is a context for learning through which children organise and make sense of their social worlds, as they actively engage with people, objects and representations’ (EYLF, 2009, p.46). Menurut The Early Learning Framework di Australia “Metode Bermain sambil Belajar adalah suatu suasana belajar dimana anak-anak mengorganisir dan membuat sesuatu dapat diterima dengan akal sehat tentang dunia social mereka ketika mereka berhadapan dengan orang-orang atau benda-benda yang berada di sekitar mereka”.

      Banyak teori yang menjelaskan tentang pengertian bermain.  Beberapa ahli telah menyetujui ciri- ciri yang mengambarkan bermain.  Menurut para ahli ini, bermain dapat digambarkan sebagai: 1) pleasurable, dimana bermain adalah kegiatan yang menyenangkan. 2) symbolic, dimana sering kali dalam bermain anak-anak berpura- pura dalam melakukan sesuatu seperti bermain masak- masakan. 3) active,  dimana dalam bermain anak-anak melakukan gerakan yang aktif. 4) voluntary, dimana dalam bermain anak-anak melakukannya karena pilihan mereka sendiri dan tidak dipaksakan. 5) self motivating, dimana bermain merupakan ganjaran kepada para pemain itu sendiri.

        Play-based learning bukan berarti bahwa anak- anak melakukan sesuatu sesuka hati mereka. Namun lebih kepada program bermain yang terarah dan terencana dimana  anak- anak tetap bermain namun ada unsur- unsur pendidikan yang diajarkan di dalam setiap permainan. Bermain dapat membantu anak- anak untuk berpikir untuk belajar dan mecoba mengerti tentang apa yang mereka temui disekitar mereka atau ketika mereka berinteraksi dengan linkungan mereka. Ketika bermain anak- anak juga belajar tentang keahlian sosial, dan meningkatkan perkembangan emosi dan fisik mereka. Salah satu contohnya adalah ketika anak bermain dengan balok. Ketika anak bermain dengan balok, mereka belajar banyak dari permainan tersebut. Dalam segi social and emotional, ketika anak bermain balok dengan teman-temannya secara tidak langsung mereka belajar tentang social skill seperti bercakap- cakap, berbagi dan menunggu giliran untuk bermain, menambah teman dan merasakan emosi seperti perasaan senang saat bermain. Dalam segi perkembangan fisik, ketika anak- anak bermain dengan balok, mereka menggunakan tangan mereka untuk memegang dan menyatukan bagian- bagian dari balok. Mereka juga menggunakan kaki mereka untuk berjalan dan berlari. Bermain dapat membantu anak untuk tetap aktif dan sehat. Dalam segi komunikasi, ketika anak- anak bermain dengan balok, secara langsung mereka berbicara satu dengan yang lain. Mereka belajar tentang nama- nama benda yang berhubungan dengan balok. Mereka juga belajar nama- nama gerakan yang mereka lakukan ketika bermain dengan balok. Mereka juga belajar cara-cara yang lain dalam berkomunikasi seperti gerakan tubuh, gerakan mata dan keahlian dalam mendengarkan. Dalam segi kecerdasan, secara tidak langsung mereka belajar tentang mate-matika dan ide-ide penting lainnya seperti bentuk, berhitung, warna and mengatasi masalah.

          Sebagai orang tua banyak sekali peran yang bisa kita lakukan untuk membantu anak kita dalam meraih potensi yang terbaik  ketika anak- anak bermain dengan menggunakan metode Play-based Learning.  Berikutnya Ini beberapa ide yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam mengajarkan anaknya dalam bermain: 1) memberikan waktu yang cukup kepada anak untuk bermain. 2) menyediakan peralatan atau mainan yang diperlukan anak ketika bermain. 3) menyediakan ruangan yang cukup bagi anak untuk bermain. 4) memyediakan pilihan kegiatan yang dilakukan termasuk menyediakan peralatan dan bahan-bahan lain yang diperlukan oleh anak. 5) memberikan contoh kepada anak untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat dan memberikan ide-ide dalam memperdalam kreatifitas anak. 5) berikan tantangan kepada anak-anak untuk melakukan sesuatu yang lebih sulit yang menggunakan kemampuan berpikir mereka.

        Sebagai orang tua kita wajib berinteraksi, berpartisipasi dan mengamati ketika anak-anak bermain. Dan yang terpenting bagi anak- anak ialah dapat bermain dengan orang tua tercinta. Sebagai orang tua kita harus meluangkanwaktu untuk bermain dengan anak-anak setiap hari.

Comments

Popular posts from this blog

NEW PRICELIST 2021